STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Rabu, 16 Maret 2011

Raja Ampat




Kabupaten Raja Ampat letaknya terpencil di Papua Barat. Kawasan ini menyimpan sejuta keindahan bawah laut. Wisata bahari Raja Ampat dikenal sebagai salah satu dari 10 wisata menyelam terbaik di dunia.
Pesona dan kekayaan alam bawah laut, menjadi andalan Kabupaten Raja Ampat menembus persaingan dunia pariwisata di Indonesia dan dunia.


 Kawasan ini dikenal sebagai pusat sumber daya alam tropis terkaya di dunia.


"Kita ingin memperkenalkan Raja Ampat ke dunia. Wisata bahari Raja Ampat mempunyai potensi dan peluang menjadi yang utama dalam pentas dunia," kata Bupati Raja Ampat Marcus Wanma saat pembukaan Pusat Informasi Wisata Raja Ampat di Jl By Pass Sanur, Denpasar, Kamis (156/4/2010).


Untuk memperkenalkannya ke dunia, Raja Ampat membuka pusat informasi di Bali. Alasannya, Bali sebagai destinasi utama kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.


"Melalui Bali kita memperkenalkan dan mengundang investor dunia ke Raja Ampat," kata Marcus.

Raja Ampat adalah kabupaten baru di Indonesia. Wilayah yang terletak terpencil di Papua Barat ini baru berusia tujuh tahun. Bahkan, infrastrukturnya belum memadai. Untuk mencapai Raja Ampat, wisatawan harus terbang ke Sorong kemudian menyusuri laut sejauh 71 km untuk tiba di Raja Ampat.

Meskipun masih berusia dini, Raja Ampat mampu menyedot wisatawan mancanegara sebanyak 5 ribu orang per tahun pada 2009. Targetnya, kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 6 ribu di tahun 2010.



WAISAI, Raja Ampat: Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat membuka peluang investasi pelayaran kepada operator kapal untuk melayani sejumlah rute di kawasan Kepulauan Raja Ampat. 

Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Raja Ampat Elly Rumbino mengakui akses transportasi laut di Raja Ampat masih kurang karena belum semua pulau terlayari.

"Pemda memiliki empat kapal, tetapi tahun ini dua kapal masuk jadwal perawatan rutin [docking], jadi baru tahun depan bisa jalan lagi. Oleh karena itu dibuka seluas mungkin untuk swasta yang mau untuk tambah armada," katanya kepada Bisnis siang ini.

Pemda setempat, kata Elly, berkomitmen membantu dan memudahkan perizinan bagi operator kapal yang meminat melayari perairan Raja Ampat.


Saat ini, selain dua kapal pemda yang masih beroperasi, ada lima kapal milik swasta yang dioperasikan tiga perusahaan lokal. Kapal-kapal tersebut melayani rute Sorong--Waisai di Pulau Waigeo yang menjadi kota kabupaten di Raja Ampat sebanyak sekali sehari, dengan kapasitas rata-rata 700 orang per trip.

Selain Sorong--Waisai, kapal-kapal tersebut juga sandar di beberapa dermaga sekitar Waigeo, seperti Kabbare, Kurbinasopeng, dan Pulau Ayeo.

Biaya angkutan dipatok bervariasi antara Rp100.000--Rp120.000 per orang sekali trip yang memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan.

Elly menambahkan armada baru dibutuhkan untuk melayani angkutan penumpang di beberapa pulau, seperti Pulau Misol yang relatif jauh dari Waigeo.

"Untuk saat ini, angkutan penumpang relatif sudah terpenuhi tetapi memang masih butuh tambahan armada. Pemda tidak ada rencana. Jadi dibuka peluangnya untuk swasta yang mau," ujarnya.

Selain kendala keterbatasan armada, Elly menuturkan kapal-kapal berbobot besar juga kesulitan melayani pulau kecil lain karena tidak ada dermaga untuk sandar. Akibatnya, kapal hanya bisa berlabuh sehingga warga tetap membutuhkan perahu untuk menaiki kapal.